Seperti diduga, beton bukan bahan yang cocok untuk membangun sebuah kapal. Masalah paling mendasar dengan kapal beton adalah kapal memerlukan lambung yang sangat tebal hingga kekuatannya menyamai kapal berbahan baja. Hal ini membuat kapal sangat berat dan akibatnya di butuhkan bahan bakar yang lebih banyak untuk menggerakkan kapal. Dan karena terbuat dari beton, jika lambung kapal mengalami kerusakan, maka kapal akan lebih cepat tenggelam karena beban berat kapal tersebut. Para prajurit dari Perang Dunia I sering menyebut mereka "batu nisan mengambang".
Namun demikian, pembuatan kapal ferrocement terus dilakukan dan ukuran mereka semakin membesar secara bertahap. Yang terbesar adalah kapal SS Selma dengan ukuran 425 kaki (141,6 M), sebuah kapal tanker minyak yang diluncurkan pada tahun 1919. Reruntuhan kapal SS Selma masih terlihat hingga Hari ini di Galveston Bay di Pantai Teluk Texas.
Baca juga: Minatur desa tertua
Ketika Amerika Serikat terlibat Perang Dunia Pertama, Presiden Woodrow Wilson memerintahkan pembangunan 24 kapal beton sebagai kapal dukungan kepada Angkatan Laut. Namun, tidak satupun dari kapal-kapal itu selesai tepat waktu dan di gunakan berperang. Pada saat kapal selesai di bangun, itupun hanya 12 dari 24 kapal yang di rencanakan perang telah berakhir. Sehingga kapal yang sudah selesai dijual kepada perusahaan swasta dan digunakan untuk perdagangan minyak serta penyimpanan.
Baca juga : kapal semakin populer setelah tenggelam
Ketika perang berakhir, baja kembali di produksi dan kapal-kapal berbahan baja yang lebih efisien kembali di produksi. Bagaimana nasib kapal-kapal beton? mereka di bebas tugaskan dan diderek ke berbagai pelabuhan, ditenggelamkan atau di biarkan di bibir pantai menjadi pemecah gelombang. Kumpulan kapal beton terbesar ditemukan di Powell River, British Columbia, di mana sepuluh kapal beton di tata membentuk busur yang berfungsi sebagai pemecah ombak.
Baca juga : cafe untuk korban zat acid
Baca juga : cafe untuk korban zat acid
Kapal beton lainnya seperti kapal tanker minyak SS Palo Alto ditarik ke Pantai Seacliff di Aptos, California, dan dibuat menjadi sebuah taman hiburan dengan fasilitas termasuk lantai dansa, kolam renang dan kafe. Dua tahun kemudian taman hiburan di tutup karena perusahaan bangkrut. Berikut beberapa gambar kapal-kapal berbahan ferrocement yang teronggok tak berdaya di beberapa pantai.
Bangkai kapal ferrocement San Pasqual, di lepas pantai Santa Maria, Kuba.
Kapal ferrocement SS Selma di Seawolf Park Galveston.
Kapal ferrocement SS Palo Alto di Pantai Seacliff, California.
Kapal ferrocement SS Palo Alto di Pantai Seacliff, California.
Pemecah ombak terbuat dari kumpulan kapal ferrocement di Powell River, British Columbia
Bangkai kapal ferrocement SS Selma di Seawolf Park Galveston.
Kapal ferrocement SS Selma di Seawolf Park Galveston.
Kapal ferrocement SS Palo Alto di Pantai Seacliff, California.
Kapal ferrocement SS Palo Alto di Pantai Seacliff, California.
Pemecah ombak terbuat dari kumpulan kapal ferrocement di Powell River, British Columbia
Bangkai kapal ferrocement SS Selma di Seawolf Park Galveston.
0 Komentar untuk "Akhir Cerita dari Kapal Ferrocement"