Berita Unik dan Keren

Membagikan berita keren dan unik :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Tambang Mineral Berdarah dari Afrika

http://www.athba.net/

Athba.net | Terlepas dari kenyataan bahwa kita hidup di abad XXI dengan segala kemudahan dari berbagai alat yang kita gunakan sehari-hari seperti smartphone atau gadget yang lainnya. Tapi tahukah anda bahan pendukung untuk berbagai produk tersebut?? salah satu bahan tambang untuk bahan pembuat alat elektronik adalah mineral coltan. apa itu coltan? Coltan adalah nama industri untuk columbite-tantalite, sebuah mineral berharga yang dihasilkan dari ekstraksi elemen columbium (dikenal kemudian dengan niobium) dan tantalum. Setelah diolah dan dimurnikan, coltan menjadi serbuk logam tantalum, yang bersifat tahan panas dan karat, serta dapat menyimpan tenaga charge listrik lebih lama, sehingga bahan ini menjadi wajib ada dalam pembuatan batere telepon seluler. Tantalum sangat penting dalam pembuatan kapasitor, elemen elektronik yang mengatur arus listrik yang mengalir di papan sirkuit mini dalam perangkat elektronik. Pertambangan tantalum terdapat di Australia, Brazil, Canada, China, Ethiopia, Mozambique dan Kongo. Diperkirakan 80% dari produksi coltan di dunia dihasilkan di Kongo. Laporan PBB mengatakan, Kongo telah mendapat tekanan dari negara tetangga, Rwanda, Uganda dan Burundi yang secara ilegal telah menyelundupkan coltan keluar negeri demi mendapatkan dana untuk membiayai perang sipil mereka.





Para penyelundup menjual coltan seharga hampir 1000x lebih mahal dibandingkan harga yang ditetapkan oleh penambang di Kongo. Sedangkan para penambang sendiri bekerja dalam kondisi yang mengerikan, bekerja 12 jam sehari, dengan gaji $ 3 per shift. Situasi ini diperburuk oleh perang konstan antara kelompok-kelompok bersenjata yang mencoba untuk mendapatkan kontrol dari deposito coltan, dan inilah sebabnya mengapa mineral coltan ini sering disebut "mineral berdarah.". Namun, Semua negara tetangga yang terlibat perang menyangkal telah mengeksploitasi sumber daya alam Kongo. Pihak militer Rwanda sendiri telah mengantongi US$250 juta hasil penjualan coltan dalam 18 bulan meskipun tak sedikitpun coltan ditambang di Rwanda. Sementara itu, perang sipil terus berlanjut, salah satunya untuk memperebutkan dan mempertahankan lahan tambang coltan. Warga sipil lah yang selalu menjadi korban.




Untuk mendapatkan lebih banyak coltan, pemberontak memaksa para penambang merambah jauh ke dalam kawasan hutan lindung dan taman nasional Kongo, Kahuzi Biega National Park. Mereka membuka paksa hutan subur tempat gajah Afrika dan gorilla berkembang biak. Pembukaan hutan telah mengurangi sumber makanan gajah dan gorilla dan merusak habitat kedua binatang tersebut.
Bahkan, kemiskinan dan kelaparan akibat peperangan memaksa para penduduk sipil dan penambang membunuh gorilla untuk dimakan dan dijual dagingnya kepada para pemberontak yang menguasai wilayah tersebut. Selain itu, hutan-hutan menjadi rusak parah, populasi hewan terancam punah.

Jalur disribusi antara coltan yang ditambang secara resmi dan coltan hasil operasi para pemberontak cukup membingungkan, dan untuk melacak asal muasalnya pun hampir tak mungkin.
Demi pencegahan, beberapa perusahaaan elektronik di beberapa negara telah mengeluarkan kebijakan menolak menggunakan coltan Afrika, dan memilih mengimpor coltan dari Australia (Meski itu sebatas wacana saja).

Untuk para pengguna telepon seluler, computer dan perangkat elektronik lainnya, memang hampir mustahil untuk berpartisipasi langsung menghentikan eksploitasi mineral coltan di Afrika, sebab, selain coltan ini tak terlihat saat kita membeli telepon seluler, komputer atau alat elektronik lainnya, juga sulit membedakan coltan dari sumber penambangan legal dan ilegal.
Satu hal yang harus kita sadari, di balik kemajuan teknologi yang diagung-agungkan sebagian masyarakat modern, banyak darah tertumpah di belahan bumi sana, menyisakan tragedi kemanusiaan yang mengerikan.

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Tambang Mineral Berdarah dari Afrika"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top